Setiap
wanita pasti pengen mendambakan tubuh yang langsing dan cantik. Walaupun tidak
mudah untuk dilakukan akan tetapi banyak wanita yang rela menahan lapar dan
berolah raga berjam-jam demi mendapatkan tubuh yang langsing. Di dalam
masyarakat sendiri sering memandang wanita cantik adalah wanita yang bertubuh
langsing dan sexy. Oleh karena itu setiap wanita sering berlomba-lomba untuk
mengurangi berat badannya. Entah dengan
cara yang mudah sampai cara yang ekstrem. Semata hanya untuk menarik perhatian para laki-laki
atau suami yang mereka cintai. Ada banyak alasan kenapa wanita ingin bertubuh
langsing:
1. Biar
sehat
2. Disayang
pacar
3. Disayang
suami
4. Ingin
menjadi pragawati
5. Tuntutan
dari pekerjaan
6. Ingin
menjadi pusat perhatian orang
7. Ingin
tampil sexy
8. Biar
baju muat
Oleh
karena itu kecenderungan diantara wanita yang bertubuh besar alias disebut
gendut sering menjadi korban ideologi langsing. Streotipe lama yang masih
melekat bahwa orang gendut adalah orang pemalas yang kebanyakan makan. Masih
banyak orang yang berpandangan bahwa wanita gendut itu tidak cantik. Ia lebih
tersisihkan diantara wanita yang bertubuh kurus dan langsing. Wacana kuasa
segera terasa. Seorang yang bertubuh “langsing”
sebagai pemilik kuasa dan seorang bertubuh besar sebagai “objek kuasa”
berhadapan satu lawan satu. Perempuan sering menjadi korban ideologi langsing
terlebih sebagai seksualitas kaum adam.
Perempuan
sebagai objek seksualitas
Urusan
seks di negara mana pun, apalagi di negara berkembang, menganggap wanita hanya
sebagai objek saja. Tidak sebagai mitra untuk berbagi cinta. Perlakuan ini sampai sekarang pun masih tetap tidak
berubah, apalagi ketika wanita itu sudah berstatus seorang istri.
Tetap saja para suami memperlakukan mereka sebagai objek seksual. Karena itu, tidak aneh bila kebanyakan suami tidak mempedulikan kenikmatan kehidupan seksual seperti dirinya, atau tidak. Kalau sudah begini, siapa yang akan dibilang egois? Tapi, para wanita juga harus bertanya, apakah ketidakpedulian itu bersumber dari ketidakmengertian sang suami? Maka, istri pulalah yang harus memberitahukan kepada suami, bahwa istri adalah subjek. Selain itu jangan lupa untuk membuat mereka tetap sadar dengan predikat posisi itu. Bila para suami telah sadar, maka mereka dengan sendirinya juga akan menyadari dan dapat merasakan keinginan dan harapan Anda, sebagai istri, dalam kehidupan seksual yang dilakukan bersamanya.
Tetap saja para suami memperlakukan mereka sebagai objek seksual. Karena itu, tidak aneh bila kebanyakan suami tidak mempedulikan kenikmatan kehidupan seksual seperti dirinya, atau tidak. Kalau sudah begini, siapa yang akan dibilang egois? Tapi, para wanita juga harus bertanya, apakah ketidakpedulian itu bersumber dari ketidakmengertian sang suami? Maka, istri pulalah yang harus memberitahukan kepada suami, bahwa istri adalah subjek. Selain itu jangan lupa untuk membuat mereka tetap sadar dengan predikat posisi itu. Bila para suami telah sadar, maka mereka dengan sendirinya juga akan menyadari dan dapat merasakan keinginan dan harapan Anda, sebagai istri, dalam kehidupan seksual yang dilakukan bersamanya.
Komentar
penulis
Seperti yang saya paparkan
diatas banyak sekali yang mempengaruhi
seorang wanita menjadi korban ideologi langsing. Banyak faktor yang bisa
mempengaruhi bisa dari dalam maupun bisa dari luar. Menurut saya faktor dari
dalam yang ada dua yaitu anoreksia nervosa dan bulimia nervosa. Anoreksia
nervosa (AN) adalah sebuah gangguan
makan yang ditandai dengan penolakan untuk mempertahankan berat badan yang
sehat dan rasa takut yang berlebihan terhadap peningkatan berat badan akibat
pencitraan diri yang menyimpang. Pencitraan diri pada penderita AN dipengaruhi
oleh bias kognitif (pola penyimpangan dalam menilai suatu situasi) dan
memengaruhi cara seseorang dalam berpikir serta mengevaluasi tubuh dan
makanannya. AN merupakan sebuah penyakit kompleks yang melibatkan komponen psikologikal,
sosiologikal,
dan fisiologikal,
pada penderitanya ditemukan peningkatan rasio enzim hati ALT dan GGT, hingga disfungsi hati akut pada tingkat lanjut. Seseorang yang
menderita AN disebut sebagai anoreksik atau (lebih tidak umum) anorektik.
Istilah ini sering kali namun tidak benar disingkat menjadi anorexia, yang berarti gejala
medis kehilangan nafsu makan. Sedangkan Bulimia
nervosa adalah kelainan cara makan
yang terlihat dari kebiasaan makan berlebihan yang
terjadi secara terus menerus. Bulimia adalah kelainan pola makan yang sering
terjadi pada wanita. Kelainan tersebut biasanya merupakan suatu bentuk
penyiksaan terhadap diri sendiri. Yang paling sering dilakukan oleh lebih dari
75% orang dengan bulimia nervosa adalah membuat dirinya muntah, kadang-kadang
disebut pembersihan; puasa, serta
penggunaan laksatif,
enema, diuretik, dan olahraga yang
berlebihan juga merupakan ciri umum. Itu yang menurut saya faktor yang bisa
mempengaruhi seseorang mengalami kecemasan tentang berat badannya.
Dari pandangan saya faktor dari
luar adalah streotipe lama tentang wanita cantik dan sexy harus wanita yang
mempunyai tubuh yang langsing sehingga banyak tuntutan yang harus dilakukan
untuk mendapatkan tubuh yang langsing, oleh karena itu banyak di antara wanita
yang rela mengusahakan banyak cara untuk mendapatkan tubuh yang langsing dan
ideal. Setelah mendapatkan tubuh yang langsing banyak wanita yang menjadi
korban dari ideologi tersebut. Mereka hanya
dipandang sebagai objek seksualitas kaum laki-laki. Padahal sebenarnya wanita
itu ingin dicintai apa adanya.