Total Tayangan Halaman

Senin, 11 Juni 2012

Korban ideologi langsing



Setiap wanita pasti pengen mendambakan tubuh yang langsing dan cantik. Walaupun tidak mudah untuk dilakukan akan tetapi banyak wanita yang rela menahan lapar dan berolah raga berjam-jam demi mendapatkan tubuh yang langsing. Di dalam masyarakat sendiri sering memandang wanita cantik adalah wanita yang bertubuh langsing dan sexy. Oleh karena itu setiap wanita sering berlomba-lomba untuk mengurangi berat  badannya. Entah dengan cara yang mudah sampai cara yang ekstrem. Semata  hanya untuk menarik perhatian para laki-laki atau suami yang mereka cintai. Ada banyak alasan kenapa wanita ingin bertubuh langsing:
1.      Biar sehat
2.      Disayang pacar
3.      Disayang suami
4.      Ingin menjadi pragawati
5.      Tuntutan dari pekerjaan
6.      Ingin menjadi pusat perhatian orang
7.      Ingin tampil sexy
8.      Biar baju muat
Oleh karena itu kecenderungan diantara wanita yang bertubuh besar alias disebut gendut sering menjadi korban ideologi langsing. Streotipe lama yang masih melekat bahwa orang gendut adalah orang pemalas yang kebanyakan makan. Masih banyak orang yang berpandangan bahwa wanita gendut itu tidak cantik. Ia lebih tersisihkan diantara wanita yang bertubuh kurus dan langsing. Wacana kuasa segera terasa. Seorang yang bertubuh “langsing”  sebagai pemilik kuasa dan seorang bertubuh besar sebagai “objek kuasa” berhadapan satu lawan satu. Perempuan sering menjadi korban ideologi langsing terlebih sebagai seksualitas kaum adam.
Perempuan sebagai objek seksualitas
Urusan seks di negara mana pun, apalagi di negara berkembang, menganggap wanita hanya sebagai objek saja. Tidak sebagai mitra untuk berbagi cinta. Perlakuan ini sampai sekarang pun masih tetap tidak berubah, apalagi ketika wanita itu sudah berstatus seorang istri.

Tetap saja para suami memperlakukan mereka sebagai objek seksual. Karena itu, tidak aneh bila kebanyakan suami tidak mempedulikan kenikmatan kehidupan seksual seperti dirinya, atau tidak. Kalau sudah begini, siapa yang akan dibilang egois? Tapi, para wanita juga harus bertanya, apakah ketidakpedulian itu bersumber dari  ketidakmengertian sang suami? Maka, istri pulalah yang harus memberitahukan kepada suami, bahwa istri adalah subjek. Selain itu jangan lupa untuk membuat mereka tetap sadar dengan predikat posisi itu. Bila para suami telah sadar, maka mereka dengan sendirinya juga akan menyadari dan dapat  merasakan keinginan dan harapan Anda, sebagai istri, dalam kehidupan seksual yang dilakukan  bersamanya.
Komentar penulis
Seperti yang saya paparkan diatas  banyak sekali yang mempengaruhi seorang wanita menjadi korban ideologi langsing. Banyak faktor yang bisa mempengaruhi bisa dari dalam maupun bisa dari luar. Menurut saya faktor dari dalam yang ada dua yaitu anoreksia nervosa dan bulimia nervosa. Anoreksia nervosa (AN) adalah sebuah gangguan makan yang ditandai dengan penolakan untuk mempertahankan berat badan yang sehat dan rasa takut yang berlebihan terhadap peningkatan berat badan akibat pencitraan diri yang menyimpang. Pencitraan diri pada penderita AN dipengaruhi oleh bias kognitif (pola penyimpangan dalam menilai suatu situasi) dan memengaruhi cara seseorang dalam berpikir serta mengevaluasi tubuh dan makanannya. AN merupakan sebuah penyakit kompleks yang melibatkan komponen psikologikal, sosiologikal, dan fisiologikal, pada penderitanya ditemukan peningkatan rasio enzim hati ALT dan GGT, hingga disfungsi hati akut  pada tingkat lanjut. Seseorang yang menderita AN disebut sebagai anoreksik atau (lebih tidak umum) anorektik. Istilah ini sering kali namun tidak benar disingkat menjadi anorexia, yang berarti gejala medis kehilangan nafsu makan. Sedangkan  Bulimia nervosa adalah kelainan cara makan yang terlihat dari kebiasaan makan berlebihan yang terjadi secara terus menerus. Bulimia adalah kelainan pola makan yang sering terjadi pada wanita. Kelainan tersebut biasanya merupakan suatu bentuk penyiksaan terhadap diri sendiri. Yang paling sering dilakukan oleh lebih dari 75% orang dengan bulimia nervosa adalah membuat dirinya muntah, kadang-kadang disebut pembersihan; puasa, serta penggunaan laksatif, enema, diuretik, dan olahraga yang berlebihan juga merupakan ciri umum. Itu yang menurut saya faktor yang bisa mempengaruhi seseorang mengalami kecemasan tentang berat badannya. 
Dari pandangan saya faktor dari luar adalah streotipe lama tentang wanita cantik dan sexy harus wanita yang mempunyai tubuh yang langsing sehingga banyak tuntutan yang harus dilakukan untuk mendapatkan tubuh yang langsing, oleh karena itu banyak di antara wanita yang rela mengusahakan banyak cara untuk mendapatkan tubuh yang langsing dan ideal. Setelah mendapatkan tubuh yang langsing banyak wanita yang menjadi korban dari ideologi tersebut.  Mereka hanya dipandang sebagai objek seksualitas kaum laki-laki. Padahal sebenarnya wanita itu ingin  dicintai apa adanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar