Jepara adalah kota yang sangat indah yang berada didaerah pesisir pantai yang sangat menawan. Penataan kota yang indah dan asri membuat kita nyaman tinggal disana. Keindahan pantai yang elok beserta pasir yang putih membuat setiap mata ingin berkunjung kesana. Kabupaten Jepara, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Jepara. Kabupaten ini berbatasan dengan Laut Jawa di barat dan utara, Kabupaten Pati dan Kabupaten Kudus di timur, serta Kabupaten Demak di selatan. Wilayah Kabupaten Jepara juga meliputi Kepulauan Karimunjawa, yang berada di Laut Jawa. Kabupaten Jepara terletak di pantura timur Jawa Tengah, dimana bagian barat dan utara dibatasi oleh laut. Bagian timur wilayah kabupaten ini merupakan daerah pegunungan.
Wilayah Kabupaten Jepara juga meliputi Kepulauan Karimunjawa, yakni
gugusan pulau-pulau di Laut Jawa. Dua pulau terbesarnya adalah
Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan. Sebagian besar wilayah Karimunjawa dilindungi
dalam Cagar Alam Laut Karimunjawa. Penyeberangan ke kepulauan ini dilayani oleh
kapal ferry yang bertolak dari Pelabuhan Jepara. Karimunjawa juga terdapat
lapangan terbang perintis yang didarati pesawat berjenis kecil dari
Semarang. Jauh sebelum adanya kerajaan-kerajaan ditanah jawa. Diujung
sebelah utara pulau Jawa sudah ada sekelompok penduduk yang diyakini
orang-orang itu berasal dari daerah Yunnan Selatan yang kala itu melakukan
migrasi ke arah selatan. Jepara saat itu masih terpisah oleh selat Juwana.
Asal nama Jepara berasal dari perkataan Ujung Para, Ujung Mara dan
Jumpara yang kemudian menjadi Jepara, yang berarti sebuah tempat pemukiman para
pedagang yang berniaga ke berbagai daerah. Menurut buku “Sejarah Baru Dinasti
Tang (618-906 M)” mencatat bahwa pada tahun 674 M seorang musafir Tionghoa
bernama I-Tsing pernah mengunjungi negeri Holing atau Kaling atau Kalingga yang juga disebut Jawaatau
Japa dan diyakini berlokasi di Keling, kawasan timur Jepara sekarang ini, serta
dipimpin oleh seorang raja wanita bernama Ratu Shima yang dikenal sangat tegas.
Menurut seorang penulis Portugis bernama Tome Pires dalam bukunya “Suma
Oriental”, Jepara baru dikenal pada abad ke-XV (1470 M) sebagai bandar
perdagangan yang kecil yang baru dihuni oleh 90-100 orang dan dipimpin oleh
Aryo Timur dan berada dibawah pemerintahan Demak. Kemudian Aryo Timur
digantikan oleh putranya yang bernama Pati Unus (1507-1521). Pati Unus mencoba untuk membangun
Jepara menjadi kota niaga.
Pati Unus dikenal sangat gigih melawan penjajahan Portugis di Malaka
yang menjadi mata rantai perdagangan nusantara. Setelah Pati Unus wafat
digantikan oleh ipar Faletehan /Fatahillah
yang berkuasa (1521-1536). Kemudian pada tahun 1536 oleh penguasa Demak
yaitu Sultan Trenggono, Jepara
diserahkan kepada anak dan menantunya yaitu Ratu Retno Kencono dan Pangeran
Hadirin, suaminya. Namun setelah tewasnya Sultan Trenggono dalam Ekspedisi
Militer di Panarukan Jawa Timur pada tahun 1546, timbulnya geger perebutan
tahta kerajaan Demak yang berakhir dengan tewasnya Pangeran Hadiri oleh Aryo Penangsang pada tahun 1549.
Kematian orang-orang yang dikasihi membuat Ratu Retno Kencono sangat
berduka dan meninggalkan kehidupan istana untuk bertapa di bukit Danaraja.
Setelah terbunuhnya Aryo Penangsang oleh Sutowijoyo, Ratu Retno Kencono
bersedia turun dari pertapaan dan dilantik menjadi penguasa Jepara dengan gelar
NIMAS RATU KALINYAMAT.
Pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat (1549-1579), Jepara berkembang
pesat menjadi Bandar Niaga utama di Pulau Jawa, yang melayani eksport import.
Disamping itu juga menjadi Pangkalan Angkatan Laut yang telah dirintis sejak
masa Kerajaan Demak.
Sebagai seorang penguasa Jepara, yang gemah ripah loh jinawi karena
keberadaan Jepara kala itu sebagai Bandar Niaga yang ramai, Ratu Kalinyamat
dikenal mempunyai jiwa patriotisme anti penjajahan. Hal ini dibuktikan dengan
pengiriman armada perangnya ke Malaka guna
menggempur Portugis pada tahun 1551 dan tahun 1574. Adalah tidak berlebihan
jika orang Portugis saat itu menyebut sang Ratu sebagai “RAINHA DE
JEPARA”SENORA DE RICA”, yang artinya Raja Jepara seorang wanita yang sangat
berkuasa dan kaya raya.
Serangan sang Ratu yang gagah berani ini melibatkan hamper 40 buah kapal
yang berisikan lebih kurang 5.000 orang prajurit. Namun serangan ini gagal,
ketika prajurit Kalinyamat ini melakukan serangan darat dalam upaya mengepung
benteng pertahanan Portugis di Malaka, tentara Portugis dengan persenjataan
lengkap berhasil mematahkan kepungan tentara Kalinyamat.
Namun semangat Patriotisme sang Ratu tidak pernah luntur dan gentar
menghadapi penjajah bangsa Portugis, yang di abad 16 itu sedang dalam puncak
kejayaan dan diakui sebagai bangsa pemberani di Dunia.
Dua puluh empat tahun kemudian atau tepatnya Oktober 1574, sang Ratu
Kalinyamat mengirimkan armada militernya yang lebih besar di Malaka. Ekspedisi
militer kedua ini melibatkan 300 buah kapal diantaranya 80 buah kapal jung
besar berawak 15.000 orang prajurit pilihan. Pengiriman armada militer kedua
ini di pimpin oleh panglima terpenting dalam kerajaan yang disebut orang
Portugis sebagai “QUILIMO”.
Walaupun akhirnya perang kedua ini yang berlangsung berbulan-bulan
tentara Kalinyamat juga tidak berhasil mengusir Portugis dari Malaka, namun
telah membuat Portugis takut dan jera berhadapan dengan Raja Jepara ini,
terbukti dengan bebasnya Pulau Jawa dari Penjajahan Portugis di abad 16 itu.
Sebagai peninggalan sejarah dari perang besar antara Jepara dan
Portugis, sampai sekarang masih terdapat di Malaka komplek kuburan yang di
sebut sebagai Makam Tentara Jawa. Selain itu tokoh Ratu Kalinyamat ini juga
sangat berjasa dalam membudayakan SENI UKIR yang sekarang ini jadi andalan
utama ekonomi Jepara yaitu perpaduan seni ukir Majapahit dengan seni ukir Patih
Badarduwung yang berasal dari Negeri Cina.
Menurut catatan sejarah Ratu Kalinyamat wafat pada tahun 1579 dan
dimakamkan di desa Mantingan Jepara, di sebelah makam suaminya Pangeran Hadiri.
Mengacu pada semua aspek positif yang telah dibuktikan oleh Ratu Kalinyamat
sehingga Jepara menjadi negeri yang makmur, kuat dan mashur maka penetapan Hari
Jadi Jepara yang mengambil waktu beliau dinobatkan sebagai penguasa Jepara atau
yang bertepatan dengan tanggal 10 April 1549 ini telah ditandai dengan Candra
Sengkala TRUS KARYA TATANING BUMI atau terus bekerja keras membangun daerah.
Untuk Tahun 2010 ini, Jepara telah mendapatkan sertifikasi Indikasi
Geografis terhadap produk Ukirnya yang sangat khas.tak hanya itu seni dijepara
sudah menjelajah bahkan sampai kemanca negara. seni yang begitu dibanggakan
jepara adalah ukiran, tenun troso dan masih banyak lagi. banyak yang wisatawan
yang tertarik akan keindahan objek wisata yang ada dijepara. kita dapat
berkunjung kepulau karimun jawa yang masih asri dengan pemandangan yang
menawan. disana para pengunjung bisa menikmati panorama alam yang begitu indah
dan keindahan biota laut yang sangat menawan. tak hanya itu yang penasaran
tentang ratu kalinyamatan kalian bisa menunjungi makamnya.
dijepara juga terkenal dengan pahlawan bangsa yang bernama ibu kita kartini.
beliau adalah salah satu pahlawan yang memperjuangkan hal perempuan, sehingga
perempuan terbebas dari pingitan hukum adat dan bisa menempuh pendidikan
layaknya para laki-laki. tak hanya itu kita bisa berkunjung kepantai
kartini,bandengan, bondo, dan benteng portugis. kalian bisa
menikmatinya.........
di tunggu tulisan selanjutnya.
BalasHapus:)