Total Tayangan Halaman

Senin, 05 Desember 2011

Sensasi dan Persepsi


1.      Mengamati dan Melihat Dunia
·        Definisi sensasi dan persepsi
Sejak individu dilahirkan, sejak itu pula secara langsung tiap individu berhubungan dengan dunia luar. Mulai saat itu pula kita menerima stimulus (rangsangan dari luar). Sensasi adalah proses mendeteksi dan mengartikan stimulus. Stimulus memancarkan energi  diantaranya cahaya, suara / nada, panas (suhu / temperature). Sensasi berawal dari kerja sel reseptor, dimana sel merespon energi. Energi fisikal ini akan mengubahnya dalam bentuk impuls, informasi akan dibawa oleh impuls elektrik ini melaui syaraf yang menghubungkan organ pengindeaan ini ke sistem pusat. Sensasi hanya berupa kesan sesaat, saat stimulus baru diterima otak dan belum diorganisasikan dengan stimulus lainnya dan ingatan-ingatan yang berhubungan dengan stimulus tersebut. Misalnya meja yang terasa kasar, yang berarti sebuah sensasi dari rabaan terhadap meja.
Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh otak. Karena itu proses penginderaan tidak dapat lepas dari proses persepsi, dan proses penginderaan merupakan proses pendahulu dari proses persepsi. Tiap individu menerima stimulus melalui alat indera yaitu mata sebagai alat penglihatan, telinga sebagai alat pendengaran, hidung sebagai alat penciuman, lidah sebagai alat pengecapan, kulit pada telapak tangan sebagai perabaan, semuanya merupakan media atau perantara untuk menerima stimulus dari luar. Stimulus yang diindera itu kemudian diorganisasikan dan diinterpretasikan sehingga individu menyadari, mengerti apa yang diindera itu. Persepsi memiliki contoh : meja yang tidak enak dipakai menulis, saat otak mendapat stimulus rabaan meja yang kasar, penglihatan atas meja yang banyak coretan,dan kenangan di masa lalu saat memakai meja yang mirip lalu tulisan menjadi jelek. Ketika otak kita memperoleh informasi,secara otomatis otak akan menginterpretasikan dan merespon informasi tersebut.

  • Ambang-ambang
Psikofisik. Istilah psikofisik memiliki asal yang menarik. Jauh sebelum laboratorium eksperimental yang pertama ditemukan di Jerman pada tahun 1879. Seorang profesor fisika bernama Gustav Fechner sangat tertarik dengan fenomena visual (penglihatan). Tapi sayangnya justru rasa ingin tahunya yang terlampau besar mengakibatkan dia mengalami kebutaan. Dia melakukan percobaan dengan cara menatap matahari terlalu lama. Akibatnya ia harus menjalani pengobatan selama beberapa tahun, banyak menghabiskan waktunya di tempat tidur dan menulis catatan. Pada 22 oktober, Fechner melengkapi catatannya dan membuat sejarah psikologi. Dia menjelaskan cara bagaimana menghitung reaksi sensori yang menurutnya akan menolong menciptakan jembatan antara dunia fisika dan psikologi eksperimen. Salah satu sumbangan terpentingnya adalah konsep perbedaan ambang.
Ambang perbedaan yaitu perbedaan intensitas rangsang terkecil atau minimal yang dapat dibedakan oleh alat indera. Ambang perbedaan disebut juga dengan just noticeable difference (jnd). Jnd adalah jumlah perubahan dalam beberapa dimensi stimulus untuk mendeteksi perbedaan antara 2 stimulus dalam 50 % dari percobaan.. Dalam ambang perbedaan terdapat hukum Weber. Hukum Weber berbunyi “2 stimulus harus berbeda oleh pertimbangan tetap supaya diketahui perbedaannya.
Ambang absolut adalah intensitas rangsang terkecil atau minimal yang masih dapat menimbulkan penginderaan.

INDERA
Ambang Perangsang Absolut
Penglihatan
Nyala api lilin dilihat, dari jarak 30 mil pada waktu malam hari yang cerah
Pendengaran
Bunyi detak jam tangan dalam suasana sepi dari jarak ± 6 meter
Pengecapan

1 sendok teh gula dalam 7 liter air
Penciuman
Setetes minyak wangi yang baunya beredar dalam udara dengan volume sebesar apartemen dengan 3 kamar ( ± 50 m²)
Perasa
Sebuah sayap lalat yang dijatuhkan ke atas tengkuk dari jarak 1 meter












  • Reaksi sensor perasa
Sensor perasa memiliki pengaruh langsung pada perilaku. Pada reaksi sensor perasa akan ditemukan dua macam perilaku. Adaptasi sensoris adalah satu konsepsi umum mengenai sebarang perubahan konsepsi dalam satu reseptor sebagai hasil dari perangsangan. Bergantung pada kondisi organ dan sifat perangsangnya, maka dampaknya mungkin menjadi semakin bertambah atau makin berkurang dalam kepekaannya. Kehilangan sensoris adalah situasi eksperimental atau yang alami, dengan pengurangan banyak sekali pada intensitas pola-pola perangsang seperti di dalam suatu kamar isolasi.

2.      Sensasi
Telah dipaparkan, untuk mempersepsi sesuatu, individu harus mempunyai perhatian kepada objek yang bersangkutan. Dengan kata lain, setiap individu mempersepsi apa yang diterima dengan alat inderanya. Alat indera merupakan alat utama dalam mengadakan sensasi.
  • Indera Penglihatan
Rangsangan pada mata adalah cahaya. Cahaya itu sendiri memiliki gelombang-gelombang elektromagnetiks yang mempunyai panjang gelombang yang berbeda-beda. Jarak panjang gelombang cahaya pada umumnya 400 – 700 nanometer.  Perbedaan panjang pendeknya gelombang akan membawa perbedaan dalam warna yang dilihat. Ada 3 sistem yang dapat dipergunakan untuk membedakan sepasang warna komplementer.
Sistem-sistemnya :
ü  Terang-gelap
ü  kuning-biru dan
ü  merah-hijau
Pada indera penglihatan terdapat 3 perbedaan dalam jumlah sistem yang terkandung
ü  Trikomat : memiliki ketiga sistem
ü  Dikromat : tidak memiliki salah satu sistem
ü  Monokromat : tidak memiliki  2 sistem atau hanya memiliki sistem terang-gelap

  • Indera pendengaran
Seperti halnya dalam penglihatan, dalam pendengaran seseorang dapat mendengar apa yang mengenai reseptor sebagai suatu respon terhadap suatu rangsangan. Apabila seseorang dapat menyadari apa yang didengar, maka ia dapat mempersepsi apa yang didengar. Telinga merupakan salah satu alat untuk dapat mengetahui sesuatu yang ada di sekitarnya. Telinga dibagi atas beberapa bagian, yaitu :
ü  Telinga bagian luar : terdapat daun telinga, lubang telinga. Berfungsi untuk menerima stimulus dari luar.
ü  Telinga bagian tengah : terdapat gendang telinga, malleus (palu), landasan, sanggurdi (stapes), berfungsi untuk meneruskan rangsangan yang diterima oleh telinga bagian luar, jadi bagian ini disebut juga sebagai transformer.
ü  Telinga bagian dalam : jendela oval, rumah siput. Merupakan reseptor yang sensitif yang merupakan saraf-saraf penerima.


  • Indera peraba
Dalam panca indera peraba terdapat 2 macam indera, indera kinestestik dan indera vestibuler. Indera kinestestik : perasaan atau penghayatan pada otot-otot, urat-urat daging, dan tulang- tulang daging. Indera vestibuler : perasaan yang menyinggung ruang depan (rongga-rongga kecil dari tubuh dan kantung-kantung kecil).

  • Indera perasa
Indera ini dapat merasakan rasa sakit, rabaan, tekanan, dan temperatur. Tetapi tidak semua bagian dari kulit dapat merasakan hal tersebut.
ü  Sentuhan : pengalaman yang ditimbulkan lewat kontak dengan pribadi lain atau satu objek.
ü  Temperatur : suhu.
ü  Nyeri : perasaan sebagai akibat dari kerusakan jaringan, atau disebabkan oleh perangsangan terhadap reseptor-reseptor ujung syaraf untuk rasa sakit pada kulit.

·         Indera pengecap
Indera pengecap terdapat di lidah. Rangsangannya berbentuk benda cair. Lidah dapat merasakan 4 rasa, yaitu :
ü  Asam,
ü  manis,
ü  pahit,
ü  asin.
Masing- masing dari rasa ini mempunyai daerah penerima rasa sendiri-sendiri pada lidah. Sedangkan rasa-rasa lain merupakan perpaduan dari rasa-rasa diatas.

·         Indera penciuman
Orang dapat mencium bau sesuatu melalui alat indera pencium yaitu hidung. Sel-sel penerima atau reseptor bau terletak dalam hidung sebelah dalam. Pada indera penciuman terdapat 6 bau penting, yaitu :
ü  Bau hangus (burning) = ter
ü  Bau eteris (fruity) = lemon
ü  Bau harum (flowery) = bunga violet
ü  Bau busuk (putrid) = sampah
ü  Bau rempah-rempah (resinous) = cengkih
ü  Bau damar (spicy) = pala

3.      Persepsi
·         Pokok-pokok dari persepsi
Pokok-pokok yang terdapat di dalam persepsi terdapat 2 persepsi. Persepsi kedalaman yaitu kemampuan untuk mengamati objek 3 dimensi serta persepsi gerak yaitu kemampuan untuk mengamati melalui gerak

Ilusi perceptual, terjadi ketika objek-objek yang sebenarnya sama tapi diterima dalam bentuk yang berbeda.Ilusi bisa diartikan sebagai penyimpangan atau kekeliruan tapi kondisi semacam ini bukanlah abnormal. Jadi ilusi ini terjadi karena adanya kesalahan persepsi atau memperoleh kesan yang salah tentang fakta objektif yang disajikan oleh alat indera.Beberapa ilusi yang terkenal diantaranya:
ü  Ilusi Muller lyer

 
Garis (b) terlihat lebih panjang daripada garis (a), kenyataannya kedua garis itu memiliki panjang yang sama.
  • Persepsi itu diturunkan atau dipelajari
ü  Visual Cliff
   Pada tahun 1960 Eleanor Gibson,Richard Walk,Ball,dan Tronick mengadakan penelitian pada anak usia 6 bulan, dan mereka menyatakan bahwa ilusi merupakan bawaan dari lahir.
ü  Pemulihan dari kebutaan
Penelitian lebih lanjut dilakukan untuk mementukan masalah yang sama dengan meneliti orang buta sejak lahir dan bisa melihat setelah operasi. Ini menentukan jika persepsi merupakan bawaan lahir maka mereka akan dapat melihat lingkungan dengan jelas setelah pemulihan penglihatan. Contoh.  Seorang bernama S.B buta sejak lahir, dioperasi pada usia 52 tahun, setelah operasinya selesai dia bisa melihat langsung objek-objek yang umum sepert melihat alfabet, dan menunjukkan waktu. namun ada beberapa kelemahan yaitu dia tidak dapat mengenali benda yang belum dia pernah pegang sebelumnya.
ü  Kebudayaan dan persepsi
Sejak lahir, manusia dilengkapi dengan kemampuan persepsi tapi pengalaman memberikan kontribusi yang besar tentang bagaimana persepsi kita akan dunia ini. Psikolog lintas budaya sangat tertarik terhadap bagaimana orang-orang dari budaya yang berbeda meneriuma persepsi visual dengan cara yang berbeda pula. Hipotesis dunia menyatakan masyarakat yang tinggal di budaya yang di dominasi oleh garis-garis lurus, sudut-sudut pasti dan 4 persegi lebih mudah mudah menerima persepsi garis lurus daripada mereka yang tinggal di kebudayaan non siku. Contohnya adalah, suku Zulu di Afrika selatan hidup di dunia yang didominasi oleh kurva atau garis lengkung. Misalnya rumah berbentuk kubah, pintunya berbentuk lingkaran, bahkan mereka membajak dengan alat yang bentuknya melengkung.
Suku pigmi hidup di daerah hutan hujan di Kongo. Karena terbiasa hidup di daerah yang penuh hutan lebat merekat tidak terbiasa melihat dengan jarak yang jauh. Colin Turnbull mengamati suku ini kalau mereka pergi ke padang rumput luas, kalau melihat kerbau di horizon mereka tidak memandang sebagai kerbau tetapi sebagai serangga kecil.
Jadi persepsi dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya faktor genetika (percobaan sejak lahir) maupun juga pengalaman selama proses pertumbuhan menuju kedewasaan.

  • Persepsi ekstra panca indera
Mata, telinga, hidung, mulut, dan kulit menyediakan informasi sensor perasa tentang dunia yang eksternal. Persepsi ini didasarkan pada penafsiran kita tentang informasi sensor perasa ini. Meskipun demikian sebagian orang, mengakui mereka dapat merasa dunia melalui jalan lain selain dari jalan kecil sensor perasa normal. Pengalaman diatas pancaindera digolongkan menjadi :
ü  Telepati : berbicara kepada orang lain tanpa harus bertemu langsung.
ü  Psikokinesis : kemampuan untuk menggerakkan benda tanpa harus menyentuhnya.
ü  Meramal : mengetahui masa depan.
ü  Tembus-pandang : kemampuan untuk melihat hal yang sedang terjadi namun tidak perlu berada di tempat kejadian.

4. Kesimpulan
Sensasi adalah proses mendeteksi dan mengartikan stimulus. Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Terdapat juga ambang-ambang sensori dan reaksi sensori.
Dalam mempersepsikan sesuatu kita perlu meneliti lebih dalam mengenali panca indera kita. Baik indera mata, hidung, kulit, lidah, telinga. Karena setiap panca indera dari setiap individu dapat membentuk suatu persepsi. Oleh karena fungsi dan kegunaan-kegunaan dari panca indera kita memiliki keunikan-keunikan tersendiri yang dapat menangkap berbagai jenis rangsangan, tentunya tidak setiap indera menangkap rangsangan yang sama.
Terdapat beraneka ragam persepsi. Dalam mempelajari mengenai persepsi pun dapat kita temui hal-hal pokok mengenai persepsi. Tidak hanya hal-hal pokok, tetapi akan ditemui ilusi-ilusi dalam persepsi, perundingan antara diturunkannya persepsi atau sebuah persepsi itu muncul oleh karena dipelajari oleh individu itu sendiri. Persepsi ekstra, merupakan persepsi yang muncul di luar batas kepercayaan, karena sifatnya yang berbeda dari biasanya.


Daftar Pustaka

Halonen, Jane S. Psychology Contexts and Applications Third Edition. 1997. The McGraw-Hill Companies. United States

Walgito, Bimo. Pengantar Psikologi Umum. 2002. Jogjakarta : Andy Offset

Handout Psikologi Umum I oleh Jimmy Ellya Kurniawan

2 komentar:

  1. terimakasih mas, membantu sekali pembahasannya

    kunjungi blog saya dan juga minta komentarnya di http://roarfrombermuda.blogspot.com/

    BalasHapus